📰 Pelatihan RPS Berbasis OBE: Pendidikan untuk Hidup, Bukan Sekadar Lulus

  1. Home
  2. Uncategorized
  3. 📰 Pelatihan RPS Berbasis OBE: Pendidikan untuk Hidup, Bukan Sekadar Lulus

📰 Pelatihan RPS Berbasis OBE: Pendidikan untuk Hidup, Bukan Sekadar Lulus

Jakarta, 18 Juni 2025 — Pendidikan tinggi dituntut tidak hanya menghasilkan lulusan yang pintar secara akademik, tetapi juga bermanfaat nyata bagi masyarakat dan dunia industri. Menjawab tantangan itu, di Aula 1 Kopertais I Jakarta hari ini diselenggarakan Pelatihan Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Berbasis Outcome-Based Education (OBE) yang menghadirkan narasumber nasional, Prof. Zuhdi, Ph.D., pakar pendidikan dan pengembang kurikulum perguruan tinggi berbasis capaian.

Pelatihan ini diikuti oleh para dosen dan pengelola program studi dari berbagai institusi dengan tujuan untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan dalam menyusun RPS yang tidak hanya terstruktur, tetapi juga berdampak.

Dalam penyampaian materinya, Prof. Zuhdi mengupas filosofi dasar OBE sebagaimana dikembangkan oleh William G. Spady (1978). Ia menyampaikan bahwa:

“Pendidikan seharusnya menghasilkan lulusan yang hidupnya bermakna — baik bagi dirinya, masyarakat, maupun industri. Pendidikan adalah kendaraan untuk kehidupan yang lebih baik.”

Lebih lanjut, Prof. Zuhdi menegaskan bahwa OBE menuntut keselarasan antara tujuan pendidikan, proses belajar, dan sistem penilaian. Tidak cukup hanya menyampaikan materi, seorang pendidik harus merancang pembelajaran berdasarkan capaian yang ingin dicapai lulusan, termasuk nilai-nilai kejujuran, etika, dan tanggung jawab sosial.

Konteks ini diperkuat dengan refleksi terhadap berbagai kasus nyata, salah satunya kasus Bu Siami (Surabaya, 2011) — seorang ibu yang dikucilkan karena mengungkap praktik kecurangan dalam Ujian Nasional. Kasus tersebut menjadi bukti bahwa sistem pendidikan yang hanya mengejar angka kelulusan tanpa membentuk karakter akan menghasilkan generasi yang rapuh secara moral.

“OBE bukan hanya soal kurikulum dan SKS, tetapi tentang masa depan manusia. Kita harus berpikir mundur dari tujuan hidup dan kontribusi lulusan di masyarakat, lalu merancang pendidikan ke arah itu,” tegas Prof. Zuhdi.

Peserta pelatihan terlibat aktif dalam sesi praktik penyusunan RPS, diskusi kelompok, dan evaluasi keselarasan antara CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan), CPMK (Capaian Pembelajaran Mata Kuliah), strategi pembelajaran, dan metode asesmen. Banyak peserta menyampaikan bahwa pelatihan ini membuka wawasan baru mengenai pentingnya “education for life, not just for grade.”

🔍 Komponen Utama dalam Pendekatan OBE

Sebagai penutup sesi, Prof. Zuhdi menegaskan bahwa OBE mencakup empat komponen utama yang harus dipenuhi dalam perencanaan pembelajaran, yaitu:

  1. Capaian Pembelajaran (Learning Outcomes)
    Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh mahasiswa setelah menyelesaikan suatu program atau mata kuliah.
  2. Desain Kurikulum (Curriculum Design)
    Struktur dan isi kurikulum disusun secara sistematis berdasarkan capaian pembelajaran yang ditetapkan.
  3. Strategi Pembelajaran (Instructional Delivery)
    Metode dan pendekatan pengajaran yang aktif, kontekstual, dan berpusat pada mahasiswa.
  4. Penilaian Berbasis Capaian (Assessment and Evaluation)
    Evaluasi dilakukan untuk mengukur sejauh mana mahasiswa telah mencapai capaian pembelajaran, bukan hanya nilai angka.

Dengan memahami dan menerapkan keempat komponen tersebut, diharapkan para dosen dapat menjadi agen perubahan dalam membentuk lulusan yang unggul, adaptif, dan berintegritas di tengah dinamika zaman.