Internalisasi Nilai Akhlak Rasulullah, IAI Jamiat Kheir dan STAI Fatahillah Menyelenggarakan Seminar Nasional Wujudkan Pendidikan Islam Berkarakter

  1. Home
  2. Berita
  3. Internalisasi Nilai Akhlak Rasulullah, IAI Jamiat Kheir dan STAI Fatahillah Menyelenggarakan Seminar Nasional Wujudkan Pendidikan…

Jakarta — Dua perguruan tinggi Islam terkemuka, Institut Agama Islam (IAI) Jamiat Kheir Jakarta dan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Fatahillah Serpong, menjalin kerja sama dalam penyelenggaraan Seminar Nasional bertema “Internalisasi Akhlak Rasulullah SAW dalam Pendidikan Islam Menuju Generasi Berkarakter dan Berakhlakul Karimah”, pada Sabtu (1/11/2025) di Aula Kampus B IAI Jamiat Kheir, Tanah Abang, Jakarta.

Kegiatan yang berlangsung pukul 14.00–17.00 WIB ini dihadiri lebih dari 200 peserta, terdiri dari 120 peserta luring dan 80 peserta daring melalui Zoom serta TikTok Live.

Dua tokoh utama menjadi keynote speaker, yakni Dr. Hj. Hidayah, M.Si (Rektor IAI Jamiat Kheir) dan Dr. Akhmad Shunhaji, M.Pd.I (Ketua STAI Fatahillah Serpong). Adapun narasumber internasional yang turut hadir ialah Syekh Ahmad Al-Misri (da’i asal Mesir sekaligus juri Hafidz Indonesia) dan Hasbi Sen, M.Hum (pendakwah asal Turki sekaligus pendiri Nur Semesta Foundation).
Acara diawali dengan doa pembuka yang dipimpin oleh H. Suwita Abdullah, M.Pd, selaku Pembina Akademik IAI Jamiat Kheir.

Pendidikan Islam sebagai Cerminan Akhlak Rasulullah

Dalam paparannya, Rektor IAI Jamiat Kheir, Dr. Hj. Hidayah, M.Si, menegaskan bahwa pendidikan Islam sejati bukan semata tentang kecerdasan intelektual, melainkan juga pembentukan kepribadian dan akhlak mulia.

“Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Karena itu, lembaga pendidikan Islam harus menjadi tempat penanaman nilai-nilai tersebut. Inilah yang menjadi jiwa dan semangat setiap kegiatan akademik di Jamiat Kheir,” ujar Dr. Hidayah.

Sementara itu, Dr. Akhmad Shunhaji, M.Pd.I, Ketua STAI Fatahillah Serpong, menekankan urgensi kerja sama antar kampus Islam dalam memperkuat misi pendidikan yang berlandaskan akhlakul karimah.

“Kolaborasi antar perguruan tinggi Islam sangat penting untuk membentuk generasi muda yang tangguh secara moral dan intelektual. Semoga kegiatan ini menjadi langkah mempererat ukhuwah ilmiah sekaligus memperkokoh nilai akhlak di dunia kampus,” ungkapnya.

Perspektif Ulama dan Tokoh Internasional

Dalam sesi selanjutnya, Syekh Ahmad Al-Misri, da’i asal Mesir yang dikenal sebagai juri Hafidz Indonesia, menguraikan cara menghidupkan keteladanan Rasulullah dalam proses pembelajaran modern.

“Seorang guru bukan hanya penyampai ilmu, tapi juga teladan hidup. Saat guru bersikap jujur, penuh kasih, dan amanah, ia sedang mengajarkan akhlak Rasulullah secara nyata,” tutur Syekh Ahmad yang disambut tepuk tangan meriah dari para peserta.

Sementara itu, Hasbi Sen, M.Hum, pendiri Nur Semesta Foundation asal Turki, menyoroti pentingnya aspek spiritualitas dalam pendidikan karakter.
“Era digital sering membuat generasi muda kehilangan arah moral. Maka pendidikan Islam harus mampu menjadi cahaya spiritual yang menuntun mereka menjadi pribadi berakhlak mulia dan penuh kasih,” jelasnya.

Menanamkan Akhlak Sejak Dini

Seminar ini tidak sekadar memberikan wawasan akademik, tetapi juga membangkitkan kesadaran bersama tentang urgensi menanamkan nilai-nilai akhlak Rasulullah SAW sejak usia dini, baik di lingkungan pendidikan maupun keluarga.

Moderator acara, Mustaqim Hajati, M.Pd, menutup seminar dengan refleksi mendalam, bahwa pendidik hari ini memikul amanah besar untuk meneruskan misi kenabian: membentuk generasi yang cerdas sekaligus berakhlak.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan penyerahan cendera mata kepada para pembicara dan sesi foto bersama.
Turut hadir H. Zubair mewakili Yayasan Pendidikan Jamiat Kheir, para dekan, wakil dekan, dosen, mahasiswa, serta masyarakat umum yang antusias mengikuti acara ini.

Para peserta mengapresiasi seminar yang dinilai inspiratif, aktual, dan relevan terhadap tantangan moral di tengah arus modernisasi pendidikan saat ini.